SHARE

Seorang tamu sedang merekam pidato Presiden Joko Widodo secara daring, dalam Pertemuan Tahunan BI Kaltim di Kantor BI Kaltim di Samarinda, Rabu (30/11)

CARAPANDANG - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) memproyeksi pertumbuhan ekonomi setempat pada 2022 lebih tinggi ketimbang 2021 yang sebesar 2,48 persen, seiring membaiknya lapangan kerja utama yakni batu bara dan penggalian.

"Secara keseluruhan tahun 2022, ekonomi Kaltim diprakirakan tumbuh positif dan lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya," ujar Deputi Kepala BI Kaltim Hendik Sudaryanto saat Pertemuan Tahunan BI Kaltim di Samarinda, Rabu.

Ditanya berapa persen pertumbuhan ekonomi Kaltim hingga akhir tahun ini, ia tidak berani menyebutkan angka, namun yang pasti adalah di atas angka 2,48 persen atau lebih baik dari tahun lalu.

Seluruh capaian kinerja Kaltim selama 2022 terutama didukung oleh sinergi kuat dan diimbangi oleh penciptaan berbagai inovasi yang berkelanjutan dari seluruh pihak, sehingga perekonomian mampu tumbuh tinggi dan inflasi Kaltim tetap dapat dikendalikan optimal.

Pada triwulan III 2022, katanya, ekonomi Kaltim tumbuh sebesar 5,28 persen secara tahunan (yoy), meneruskan tren pertumbuhan positif sejak triwulan II tahun sebelumnya.

Capaian ini bersumber dari membaiknya permintaan negara tujuan utama di tengah momentum harga komoditas penyumbang utama ekonomi Kaltim, yakni batu bara yang berada pada level tinggi, sehingga hal ini secara langsung mendorong kinerja sektor pertambangan terhadap ekonomi Kaltim.

Perbaikan ekonomi Kaltim turut didukung oleh peningkatan mobilitas dan permintaan masyarakat, seiring dengan semakin gencarnya upaya program vaksinasi, bahkan tingkat vaksinasi Kaltim tercatat menjadi salah satu yang tertinggi dan berada di atas rata-rata capaian vaksinasi nasional.

Dari sisi pengendalian harga, inflasi Kaltim hingga triwulan III 2022 tercatat sebesar 5,69 persen (yoy), terutama disebabkan oleh gangguan rantai pasok global, berlanjutnya ketegangan geopolitik, dan proteksionisme pangan di beberapa negara.

Namun, katanya, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan seiring dengan sinergi dan koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim dalam lingkup Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Dari sisi stabilitas sistem keuangan, laju penyaluran kredit di Kaltim masih melanjutkan pertumbuhan positif yang bersumber dari meningkatnya kredit modal kerja dan konsumsi sejalan dengan perbaikan kinerja korporasi dan daya beli masyarakat.

"Di sisi sistem pembayaran, geliat pembayaran nontunai Kaltim makin masif yang tercermin dari peningkatan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) baik dari sisi pengguna maupun merchant," kata Hendik.


Tags
SHARE