SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM -  Bidan dan kader kesehatan dapat berkolaborasi membantu mendeteksi dini stunting pada balita di desa dan inilah yang dilakukan Zuniarti bersama ibu-ibu kader kesehatan di Dusun Mranggen Desa Tanjunganom, Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah sejak setahun lalu.

Zuniarti yang sudah mendampingi para ibu di Mranggen sejak tahun 2004 itu mengatakan deteksi dilakukan di posyandu saat balita menjalani pengukuran dan penimbangan tubuh.

"Apa terindikasi pendek, gizi kurang, jadi bisa kami lakukan edukasi. Konsultasi personal," kata dia saat dijumpai awak media di Mranggen, Tanjunganom, Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (8/11) malam.

Menurut dia, sejak Juni 2022, dia bersama para kader kesehatan menerapkan sistem lima meja di posyandu secara efektif dan intensif, ketimbang dulu. Ini dilakukan setelah berkolaborasi dengan pihak swasta yang mendukung Pemerintah dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

"Di meja satu hingga lima kami bisa ketahui permasalahan masing-masing balita. Dulu saat skrining yang terindikasi gizi kurang ada delapan, skrining terindikasi pendek dan sangat pendek kurang dari 20 dari 68 sasaran," ujar Zuniarti.

Pada mereka yang terindikasi gizi kurang dilakukan perbaikan gizi. Petugas gizi dan puskesmas Kepil berkolaborasi menentukan menu makanan para balita sesuai usianya. Sementara balita yang terindikasi pendek dirujuk ke puskesmas dan dibantu untuk berkonsultasi ke dokter.

Zuniarti mengatakan, edukasi mengenai stunting juga dilakukan rutin. Menurut dia, selama 15 hari sekali akan diadakan kelas lapang mengundang para ibu untuk mendapatkan materi mengenai gizi kurang. Ada juga kelas ibu hamil guna memberikan informasi seputar kehamilan.
 

Halaman :
Tags
SHARE