SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Dolar mendapatkan kembali kekuatannya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk membahas jeda dalam kenaikan suku bunga guna memerangi kenaikan harga-harga konsumen, karena "tidak ada perasaan bahwa inflasi akan turun."

The Fed, seperti yang diperkirakan pasar, menaikkan suku bunga pinjaman utamanya sebesar 75 basis poin untuk keempat kalinya berturut-turut setelah pertemuan dua hari para pembuat kebijakan.

Pasar pada awalnya membaca pernyataan Fed di akhir pertemuan sebagai dovish dan sinyal bahwa kenaikan suku bunga di waktu mendatang untuk menjinakkan inflasi yang tinggi dapat dilakukan dengan peningkatan yang lebih kecil.

Namun Powell menjelaskan pada konferensi pers setelah pernyataan bahwa kesalahan dalam tidak cukup mengetatkan kebijakan moneter akan berisiko berurusan dengan inflasi yang mengakar.

"Jika Anda memperketat, itu adalah satu atau dua tahun ke depan Anda menyadari bahwa Anda belum mengendalikan inflasi," katanya.

Perubahan kecepatan kenaikan suku bunga bisa terjadi pada pertemuan Fed berikutnya pada Desember, kata Powell. Namun dia memperingatkan ketidakpastian yang luas tetap tentang seberapa tinggi suku bunga harus bergerak dan bahwa mereka bisa berakhir lebih tinggi dari yang diperkirakan pembuat kebijakan sebelumnya.

"Masih banyak bagian yang hilang dalam hal kebijakan Fed dan ke mana dolar bergerak dari sini karena kita akan memiliki sepasang laporan pekerjaan dan survei inflasi sebelum kita mendengar kabar dari Fed selanjutnya," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.

Ekuitas dan aset berisiko lainnya pada awalnya naik setelah pernyataan Fed dirilis, tetapi saham di Wall Street ditutup turun tajam setelah Powell berbicara, karena harapan The Fed akan mengurangi kampanye kenaikannya dengan cepat menghilang.

"Kami belum melihat perubahan arah, perubahan arah masih terlihat lebih jauh," kata Manimbo.
 

Halaman :