SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Militer Myanmar melancarkan serangan udara pada hari kedua berturut-turut ke wilayah yang dikuasai pemberontak setelah suara tembakan terdengar dari negara tetangga Thailand, kata seorang pejabat Thailand ketika pertempuran meningkat di sepanjang perbatasan.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak junta menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi melalui kudeta 1 Februari.

Perebutan kekuasaan itu membuat marah sebagian besar penduduknya.

Gerakan anti-junta juga mendapat dukungan dari beberapa kelompok pemberontak etnis, yang menguasai wilayah di sepanjang wilayah perbatasan Myanmar.

Persatuan Nasional Karen (KNU), salah satu yang paling menonjol, telah termasuk di antara lawan paling vokal terhadap junta.

Akibatnya, junta mengambil tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa anti-kudeta. Bentrokan dengan militer di wilayah KNU di sepanjang perbatasan timur meningkat sejak 1 Februari.

Junta mengerahkan serangan udara bulan lalu sebagai insiden pertama di negara bagian Karen sejak lebih dari 20 tahun.

Brigade Kelima KNU pada Selasa menyerang dan menghancurkan pangkalan militer di tepi Sungai Salween yang membatasi antara Thailand dan Myanmar.

Pihak militer membalas tindakan itu dengan serangan udara. Pada Rabu (28/4/2021), tembakan dan ledakan bom sekali lagi terdengar sekitar pukul 9 pagi di dekat pangkalan militer Dar Gwin Myanmar yang terletak tepat di utara wilayah pertempuran sebelumnya.

"Diduga tentara (Myanmar) melepaskan tembakan untuk melindungi markas mereka," menurut pernyataan dari Sithichai Jindaluang, Gubernur Provinsi Mae Hong Son yang berbatasan dengan negara bagian Karen di Myanmar.

Dua pesawat militer Myanmar kemudian "melancarkan serangan udara dan tembakan udara", diikuti dengan roket yang ditembakkan dari helikopter sekitar tengah hari, katanya.

Gubernur itu menambahkan, bahwa 68 warga Myanmar menyeberang ke Thailand pagi ini untuk mengungsi.

Tags
SHARE