SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM - Dunia yang tengah menghadapi fenomena besar, yakni mewabahnya Covid-19. Kita merasakan adanya perubahan dalam tatanan negara, terutama dalam sektor ekonomi dan pendidikan. Pendidikan tidak hanya berupa pelajaran umum, namun juga tentang adab dan etika kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Jika sekolah dilakukan dari rumah saja dengan menerapkan sistem physical distancing, apakah pembelajaran akan tetap dapat terlaksana dengan baik?.

Berkaitan dengan penekanan Mendikbud bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring) atau jarak jauh dilaksanakan agar setiap siswa tidak terbebani akan tuntutan pendidikan. Dianjurkan juga bagi daerah yang sudah menerapkan sistem tersebut untuk memastikan guru dan muridnya menjalankan sistem belajar dan mengajar hanya dari rumah saja dalam rangka menjaga keamanan bagi para siswa dan guru-gurunya tersebut.

Pekerjaan rumah dan kegiatan sekolah lainnya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing pelajar dan pengajar. Tidak semua pelajar maupun pengajar mempunyai akses dan fasilitas yang memadai dalam kegiatan belajar mengajar. Bisa saja dengan jaringan yang lemah, kesenjangan ekonomi sehingga tidak terfasilitasi dengan baik ketika belajar, maupun pemahaman para pelajar dalam menangkap materi yang disampaikan sang guru.

Pendidikan sekolah memang penting dalam pembangunan karakter para pelajar, namun tetaplah peran orangtua di rumah tak kalah pentingnya dalam andil tersebut serta adanya kemauan dari siswa untuk membenahinya menjadi lebih baik. Kebanyakan manusia berpendapat bahwa tabiat dan watak manusia tidak mungkin bisa dirubah. Namun tidak ada kalimat yang tidak mungkin jika kita mau berusaha selagi bisa.

Pada tulisan ini penulis menekankan bahwa ada satu bagian pendidikan yang belum tentu terjamah oleh jangkauan teknologi, yakni pendidikan karakter pelajar.

Ki Hajar Dewantara mengajarkan salah satu ajarannya yang terintegrasi dalam tujuan kurikulum 2013, setidaknya kita mendapat dua poin. Pertama yaitu seluruh anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat mengajarkan sikap yang baik dan pantas akan spiritual, kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, dan beragam keterampilan. Yang kedua yaitu setiap rumah menjadi bagi seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak dalam memndapatkan jiwa spiritual, kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan untuk penunjang hidup di masa mendatang.

Karakter dan kepribadian adalah sifat dari dalam yang pastinya akar dalam mempengaruhi fikiran, sikap, dan kebiasaan kita sebagai manusia. Pendidikan karakter juga merupakan pendidikan yang paling awal kita peroleh sebelum mendapatkan pendidikan dari luar rumah seperti sekolah.

Para orang tua beranggapan bahwa kehadiran guru di sekolah sangat membantu dalam segi pembentukan dan pembangunan karakter anak-anak. Namun hasilnya juga tidak maksimal apabila tidak diimbangi dengan pendidikan karakter yang berasal dari rumahnya masing-masing. Harus adanya kerjasama yang erat antara guru dan para wali siswa guna memaksimalkan pendidikan karakter dan watak para pelajar.

Di saat-saat yang genting seperti ini, masih saja banyak kita temui kasus-kasus permasalahan di masyarakat seperti perjudian, narkoba, minuman keras, club-club malam, seks bebas di kalangan muda, serta kerumunan-kerumunan yang tidak seharusnya.

Sudah pasti hal-hal ini menjadi sesuatu yang meresahkan bagi kehidupan bermasyarakat. Penyebab dari fenomena buruk ini juga karena didasari oleh pembawaan dari karakter masing-masing dari orang-orang tersebut. Apabila rusak karakternya, maka rusak pula tatanan hidup nya.

Usaha yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tersebut harus kita ingat bahwasanya kita wajib membekali diri akan pembentukan karakter yang baik secara dini dalam ruang lingkup keluarga atau mengingatkan orang-orang terdekat kita seperti kerabat, tetangga, dan masyarakat di sekitar akan pentingnya membangun karakter diri yang baik, selalu mengingat Tuhan, dan memperbanyak aktivitas yang positif.

Di masa pandemi ini, penting sekali pendidikan karakter dalam membekali dan sebagai tameng diri dari perbuatan-perbuatan tercela serta perilaku yang tidak pantas. Banyak lah berbuat sesuatu yang berguna bagi orang-orang di sekitar mu meski keadaan tidaklah sama seperti sebelum wabah ini datang dan terjadi di sekeliling kita.

Walau tidak dapat bertatap muka secara langsung, etika dalam kegiatan belajar mengajar tetap menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan. Dimanapun kita berada, kapanpun kita berinteraksi dengan orang lain, haruslah mengutamakan etika yang baik. Jika kita bereaksi baik, maka hasil yang kita dapatkan akan baik pula. [**]

**Oleh: Meti Rulima
Penulis saat ini tinggal di Berau, Kalimantan Timur dan Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)


Tags
SHARE