SHARE

Kecanduan gawai

CARAPANDANG.COM - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, memasukkan permainan tradisional dalam kurikulum pendidikan di Cianjur, sebagai upaya melestarikan kebudayaan daerah dan untuk menghindari ketergantungan anak terhadap telepon pintar atau gawai yang banyak terdapat permainan game online.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa mengatakan selama pandemi proses belajar mengajar yang dilakukan secara online, membuat anak ketergantungan dengan telepon pintar, bahkan dapat dipastikan anak usia sekolah lebih banyak berteman dengan telepon pintar.

"Ini perlu diimbangi dengan berbagai program, dimana mereka tidak harus mengunakan telepon pintar, salah satunya dengan mengenalkan permainan tradisional seperti galasin, petak umpet, sondah, gatrik dan berbagai permainan lain yang dilakukan di luar rumah," katanya.

Sehingga anak dapat berinteraksi dengan sesamanya, sebagai upaya menghindari ketergantungan anak akan telepon pintar yang selama satu tahun lebih banyak mereka gunakan mulai dari pendidikan online dan lebih banyak digunakan untuk bermain game online.

Masuknya permainan tadisional ke dalam kurikulum di sekolah, merupakan upaya untuk melestarikan permainan tradisional yang harus dilakukan bersama serta kerjasama tim, sehingga dapat membangun karakter anak untuk lebih maju dengan wawasan yang lebih terbangun.

"Banyak hal yang didapat anak dari berbagai permainan tardisional seperti membangunan kerjasama atau gotong royong, mengasah insting serta kecerdasan untuk dapat menjadi pemenang, sehingga ketergantungan telepon pintar dapat menurun," katanya.

Sementara Ketua Jabar Bergerak Cianjur dr Yusuf Nugraha, mengatakan pihaknya mendukung penuh gagasan pemerintah daerah untuk, memasukan permainan tardisonal ke dalam kurikulum sekolah, sebagai bentuk menghillangkan ketergantungan anak didik terhadap telepon pintar. Ia menjelasan, rencananya permainan tradisional akan disisipkan dalam pelajaran olahraga atau materi pelajaran bahasa sunda. Untuk memulai penerapan sebelum digelarnya pemeblajaran tatap muka agar lebih maksimal, diawali dengan pemecahan rekor MURI.

"Seremonialnya akan dimulai dengan rencana pemecahan rekor MURI permainan tradisional secara massal melalui virtual yang akan digelar bulan April dengan 20 ribu peserta. Maksimalnya saat digelarnya pembelajaran tatap muka," katanya.