SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, tertarik dengan budidaya udang berbasis teknologi yang diterapkan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

Ketertarikan itu disampaikan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, saat menghadiri panen udang jenis vaname di BPBAP, Situbondo, Sabtu.

"Kami akan memberikan dukungan penuh, agar sistem budidaya udang dengan teknologi terbaru ini bisa dikembangkan di Kabupaten Jembrana," katanya.

Tamba datang ke lokasi bersama sejumlah anggota DPRD Jembrana serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Jembrana.

Ia mengatakan, pihaknya ingin menjadikan Jembrana sebagai sentra udang vaname di Indonesia, yang juga sesuai dengan perintah Gubernur Bali, agar 50 persen produksi udang di provinsi tersebut berasal dari Kabupaten Jembrana.

Budi daya dengan sistem terbaru ini merupakan penemuan Doktor Joe dari Elon Research Center Lovina Bali bersama Doktor Wendi Tri Prabowo, sebagai salah satu peneliti di BPBAP Situbondo.

Pengembangan udang vaname dengan sistem Ultra Intensive Aquagriculture Technology, selain dilakukan di Situbondo, juga ada di Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali.

"Untuk Kabupaten Jembrana, saat ini sudah dibangun 90 kolam, dengan masing-masing diameter 30 meter," kata Tamba.

Dengan sistem tersebut, kepadatan tebar udang vaname bisa mencapai 2.000 ekor permeter kubik, dengan panen 80 ton perhektare pada usia 50 hari.

Pelaksana Tugas Kepala BPBAP Situbondo Manijo mengatakan, teknologi ini bisa dikembangkan ke skala industri untuk menunjang produksi udang vaname di Indonesia.

Karena itu, pihaknya sangat membuka ruang kerjasama agar sistem dan teknologi budidaya udang vaname ini bisa diaplikasikan secara luas.

Sedangkan Doktor Joe mengungkapkan, salah satu daerah yang cocok untuk budidaya udang vaname dengan teknologi tersebut adalah Kabupaten Jembrana.

"Seluruh parameter dan syarat penerapan teknologi budidaya udang vaname ini terpenuhi di Kabupaten Jembrana. Baik dari sisi geografi, kualitas air dan kandungan mineral di perairannya," katanya.

Untuk mewujudkan penerapan sistem budidaya tesebut di Kabupaten Jembrana, di BPBAP sudah melatih 25 orang asal daerah tersebut, yang ditandai dengan penyerahan sertifikat oleh Manijo dan Tamba.

Selama dua bulan, 25 orang ini menjalani pelatihan di Tambak Milenial BPBAP, yang saat pulang ke Kabupaten Jembrana segera akan menerapkan ilmunya di tambak yang berlokasi di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.