SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, menggarap potensi pemanfaatan sabut kelapa sisa ekspor ke China dan Thailand dengan menggandeng PT Agri Lestari Nusantara.

Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Kamis, mengatakan, pemkab menawarkan kerja sama PT Agri Lestari Nusantara ini dengan BUMD PT Sei Sembilang untuk memanfaatkan sabut kelapa ini.

“Kami sudah memiliki pabrik kelapa di Desa Teluk Payo Kecamatan Banyuasin II, artinya pemanfaatan sabut kelapa ini dapat dilakukan,” kata Askolani.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin diketahui luas perkebunan kelapa rakyat mencapai 48.053 hektare (Ha) dengan produksi sebanyak 46.496 ton per tahun, yang menyasar 33.779 Kepala Keluarga.

Sementara ini, Banyuasin menjadi produksi kelapa terbesar di Sumatera Selatan.

Namun, tingginya produksi kelapa ini belum diiringi dengan sentuhan teknologi sehingga sabut kelapa sisa ekspor ini terbuang percuma.

"Saya sudah memerintahkan Bappeda untuk mengkaji peluang ini, dari sisi teknologi dan lainnya," kata dia.

Direktur Utama PT Sei Sembilang Ardiansyah mengatakan untuk merealisasikan target tersebut pihaknya telah melakukan studi banding ke sebuah perusahaan pengelola sabut kelapa di Lampung Timur.

“Jika memungkinkan, kami pun menjajaki peluang untuk ekspor sabut kelapa,” kata dia.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Aidil Fitri mengatakan produksi kepala di daerahnya masih bisa ditingkat karena luas perkebunan mencapai 48.053 hektare/Ha, sementara yang menghasilkan seluas 2.813 Ha.

“Potensi masih sangat terbuka, apalagi jika sektor ini dikelola dari hulu ke hilir,” kata dia.

Sentra perkebunan kelapa di Banyuasin tersebar di 21 kecamatan yakni Kecamatan Banyuasin II 8.855 Ha, Makartijaya 7.128 Ha, Muara Sugihan 6.490 Ha, Muara Padang 5.161 Ha, Sumber Muara Telang 5.711 Ha, Air Kumbang 2.911 Ha, Pulau Rimau 3.633 Ha, Muara Telang 2.823 Ha.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumsel, buah kelapa masuk dalam 10 komoditas ekspor nonmigas andalan Sumsel. Pada Oktober 2019, menduduki peringkat ke-9 dengan nilai ekspor USD 2,51 juta, atau berkontribusi 0,47 persen dari ekspor nonmigas Sumsel.

Tags
SHARE