SHARE

Mohammad Nabiel Shafa (ditpsmp)

CARAPANDANG.COM – Suksesnya edukasi dapat terjadi jika tri pusat  pendidikan berjalan dengan optimal. Bagaimana sekolah, keluarga, masyarakat bersinergi membentuk ekosistem pembelajaran yang baik. Dalam hal ini Mohammad Nabiel Shafa mendapatkan sokongan berharga dari keluarganya. Hal tersebut terkonfirmasi kala ibu Nabiel, S.Solichati menjemput putranya di Bandara Soekarno-Hatta setelah berkompetisi pada The 15th International Junior Science Olympiad yang digelar di Botswana.

“Saya sehari-hari kini sebagai ibu rumah tangga. Basic saya dulu kerja di perbankan. Papanya seorang dokter anestesi,” kata S.Solichati yang akrab dipanggil Atiek.

“Waktu saya bekerja, kebetulan anak-anak masih kecil. Kebetulan anak-anak butuh pendampingan lebih untuk belajar. Saya memilih untuk resign, karena suami saya sudah sibuk, anak-anak perlu saya dampingi untuk akademisnya,” tambah Atiek di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (13/12/2018).

Dalam pola asuhnya, Atiek mengajarkan kemandirian pada ketiga anaknya.

“Kebetulan anak saya cowok semua. Saya mengajarkan kemandirian. Karena kebetulan saya kerja waktu dulu, papanya kerja, jadi memang mereka mandiri sudah dari kecil,” terang Atiek.

Selain karakter mandiri, Atiek juga memandang perlunya karakter religius dalam pengasuhan anak-anaknya.

“Kurikulum 2013 memang bagus karena menekankan untuk pendidikan karakter, akhlak. Memang pada saat SD, saya mencari sekolahnya yang berbasis pendidikan akhlak. Kebetulan kami muslim, jadi saya masukkan ke sekolah Islam terpadu. Jadi saya menitip anak untuk mendidik akhlak anak saya. Untuk ke akademisnya karena saya mikirnya masih SD, saya pikir bisa ngejar mandiri, saya bisa bantu dampingi. Jadi seimbang. Lebih dimantapkan, dijadikan dulu pendidikan karakter, akhlak,” ujar Atiek seperti dilansir situs Ditpsmp Kemdikbud RI.

Nabiel Berprestasi Sejak Dini

Mohammad Nabiel Shafa merasakan betul berjalan sinergisnya tri pusat pendidikan tersebut. Ia sejak belia telah mencatatkan berbagai prestasi membanggakan.

“Dari SD kelas IV sudah menang di OSN Matematika. Kelas V ia masuk ke IPA. Nabiel menjadi tim dari Provinsi Riau ketika SD. Sampai OSN di Palembang tahun 2016 mendapatkan medali emas,” ungkap Atiek tentang Nabiel yang waktu itu bersekolah di SD Islam Terpadu Mutiara (Riau).

Prestasi Nabiel ketika SD juga telah mencapai tingkat internasional. Pada tahun 2016, ia berhasil meraih medali emas pada ajang International Mathematics and Science Olympiad (IMSO). Ia juga berhasil meraih medali emas dalam bidang sains di ajang Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS) tahun 2016.

Nabiel pun melanjutkan kegemilangannya di ranah sains ketika menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Nabiel berhasil merengkuh medali emas bidang IPA pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP Tingkat Nasional Tahun 2018. Pada ajang internasional, anak kedua dari 3 bersaudara ini berhasil memperoleh medali perak The 15th International Junior Science Olympiad yang digelar di Botswana pada 2 s.d. 11 Desember 2018.

Lalu bagaimanakah ibu dari Nabiel berpandangan tentang anaknya yang kerap mengikuti lomba sedari dini?

“Dia fun aja. Prinsipnya dia sudah berusaha, belajar, ngikut-ngikut lomba-lomba, mau. Ada kompetisi seperti ini dia jalani saja,” bangga Atiek kepada anaknya.

Tags
SHARE