SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Stroke adalah cedera vaskuler apa pun yang menyebabkan berkurangnya aliran darah otak ke daerah otak tertentu, menyebabkan gangguan sistem persarafan. Secara umum, penyebabnya dibagi menjadi dua, yakni: sumbatan (stroke iskemik) dan perdarahan (stroke hemoragik).

Data 2016 Global Burden of Disease yang terbit di tahun 2019, mengindikasikan bahwa satu dari empat orang akan menderita stroke di kehidupan mereka.

Diperkirakan terdapat sekitar 9,6 juta penderita stroke iskemik dan 4,1 juta penderita stroke hemoragik di dunia setiap tahunnya, dengan insiden relatif stabil, sesuai usia di negara-negara berpenghasilan tinggi, namun meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 juta kasus stroke baru terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia. Di USA, terjadi 795 ribu kasus stroke setiap tahunnya. Prevalensi stroke di USA tahun 2005 mencapai 6,5 juta penduduk.

Di Indonesia, prevalensi stroke menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, sebesar 12,1 per 1000 penduduk. Menurut survei Riskesdas (2018), prevalensi stroke sekitar 10,9 per mil. Kejadian stroke tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Timur (sekitar 14,7 per mil). Adapun kasus stroke terendah dijumpai di Provinsi Papua (sekitar 4,1 per mil).

Di antara semua jenis stroke, kejadian stroke iskemik (SI) menempati peringkat tertinggi, mencapai 87 persen. SI adalah cedera otak akut yang disebabkan oleh berkurang/berhentinya aliran darah di pembuluh darah arteri otak.

Rerata insiden stroke 1,25 kali lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita, namun perbedaan di antara jenis kelamin menurun seiring bertambahnya usia.

Penyebab

Penyebab utama stroke ada beberapa macam. Pertama, penyakit pembuluh darah arteri yang ditandai dengan penumpukan material lemak di dinding pembuluh darah atau aterosklerosis, misalnya arteri servikal atau cabang Aorta, berbagai arteri intrakranial.

Kedua, kardioembolisme yakni sumbatan pembuluh darah arteri di jantung yang disebabkan oleh benda asing seperti bekuan darah atau gelembung udara.

Kardioembolisme ini dapat berupa fibrilasi atrial (denyut jantung menjadi lebih cepat dari normal akibat gangguan sinyal elektrik di atrium jantung), atau endokarditis (kondisi di mana jaringan yang melapisi bagian dalam jantung dan katup jantung menjadi meradang alias merah dan bengkak).

Ketiga, penyakit pembuluh darah kecil. Keempat, penyebab lain, seperti penyakit arteri lainnya (diseksi, vaskulitis), penyakit sistem aliran darah atau hematologi (sindrom antifosfolipid, trombositosis esensial, polisitemia rubra vera).

Halaman :
Tags
SHARE