SHARE

Kartu Prakerja

CARAPANDANG.COM – Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Slamet Rosyadi mengatakan adanya wacana pemerintah untuk menambah anggaran Program Kartu Prakerja perlu diapresiasi.

Menurut Slamet, langkah yang diambil pemerintah tersebut sangat tepat di tengah PPKM Darurat dan pandemi yang terus merebak seperti sekarang ini.

"Wacana penambahan anggaran Program Kartu Prakerja sebesar Rp10 triliun menjadi Rp30 triliun dari sebelumnya Rp20 triliun tersebut sangat tepat, mengingat mereka yang sedang menganggur tentu membutuhkan bantuan sosial," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (19/7/2021).

Dia menambahkan kebijakan tersebut sangat strategis untuk meringankan beban ekonomi para pencari kerja ataupun mereka yang mengalami PHK selama pandemi.

Kendati demikian, kata dia, Program Kartu Prakerja perlu terus ditingkatkan pada masa mendatang agar makin tepat guna dan tepat sasaran.

"Salah satu yang perlu ditingkatkan oleh program ini adalah materi pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja," katanya.

Selain itu, kata dia, materi pelatihan yang terdapat dalam program tersebut harus bersifat terapan.

"Setelah itu perlu pendampingan dari pihak pengelola Kartu Prakerja sehingga ada jaminan para peserta pelatihan memanfaatkan hasil pelatihan," katanya.

Dia berharap wacana penambahan anggaran Program Kartu Prakerja akan membuat program tersebut makin berjalan dengan optimal.

Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan akan menambah anggaran Program Kartu Prakerja sebesar Rp10 triliun menjadi Rp30 triliun dari sebelumnya Rp20 triliun untuk mengurangi beban masyarakat di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Kami akan tambahkan Rp10 triliun lagi sehingga Program Prakerja bisa menambah jumlah peserta 2,8 juta peserta, sehingga total anggaran menjadi Rp30 triliun," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan semula pemerintah menganggarkan Rp20 triliun untuk Program Kartu Prakerja dengan jangkauan 5,6 juta orang peserta. Setelah ditambah anggaran Rp10 triliun, maka Program Kartu Prakerja bisa menambah 2,8 juta peserta, sehingga target program yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini bisa mencapai 8,4 juta orang.