SHARE

Istimewa

Sebuah catatan refleksi pun disampaikan oleh Iwan mengenai guru filosofi jembatan. Ia menuturkan, guru berperan sebagai perantara untuk murid-muridnya mencapai tujuan. Pemerintah dan guru harus bisa memberikan layanan sebaik-baiknya kepada para generasi bangsa agar bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. “Seberapa hebatnya kita melakukan pencapaian atau seberapa pun meriahnya sebuah program, tapi kalau belum menghasilkan anak-anak yang lebih baik, berarti perjuangan kita belum tuntas,” tegasnya. Ia juga mengingatkan hakikat Mereka Belajar, yaitu pembelajaran yang fokus dan berorientasi pada murid.
 
Salah satu guru penerima penghargaan dalam Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021 adalah Elis Dwi Wulandari. Elis adalah guru SMA Luar Biasa (SMA LB) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, yang menciptakan aplikasi Ice Cube, yaitu sebuah aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat.
 
Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut. Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu. Aplikasi Ice Cube memuat teks, audio, video, animasi, dan panduan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.
 
Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuat oleh Elis. Sebelumnya ia telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid. “Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains. Tapi bisa mengkombinasikan itu semua bukan berarti saya langsung bisa, tapi dengan belajar dan berporses. Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalah dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis.
 
Ia berharap, dampak learning loss bisa diminimalisasi dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga. Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19  tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan. “Itu adalah suatu tantangan, bukan berarti kita harus berhenti. Pesan saya juga untuk guru-guru dan murid-murid agar pembelajaran tetap tersampaikan dan terserap. Jadi tidak berhenti hanya di pembuatan aplikasi, tapi juga memahami kebutuhan dasar anak-anak yang kehilangan waktu belajar sehingga kita bisa menyelesaikan masalah learning loss ini,” ujar Elis.
 
Tema kegiatan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2021 adalah “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Para guru dan tenaga kependidikan yang menjadi peserta apresiasi mengirimkan karya mereka berupa video tentang inovasi pembelajaran dalam penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan mencegah learning loss pada masa pandemi Covid-19. Panitia menerima 2.763 video inspiratif untuk dilakukan penilaian. Kemudian dari setiap kategori diseleksi menjadi 20 terbaik hingga akhirnya diperoleh 5 terbaik dari total 7 kategori dan diumumkan di Malam Anugerah Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021.
 
Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif 2021 diharapkan dapat meningkatkan peran guru dan tenaga kependidikan untuk dapat mengelola belajar anak ke arah implementasi Merdeka Belajar dan internalisasi nilai-nilai Pelajar pancasila. Selain itu praktik baik yang telah dilakukan dapat menjadi percontohan bagi yang lain sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, khususnya dalam penyelenggaraan PTM Terbatas dan mengatasi learning loss pada masa Covid-19.

Halaman :
Tags
SHARE