SHARE

Ilustrasi Anies-Ganjar

Langkah panjang Anies

Langkah Anies untuk bertarung pada kontestasi Pilpres 2024 masih panjang. Tidak cukup hanya berbakal dari  tingginya elektabilitas di sejumlah lembaga survei, tapi dia harus bekerja keras untuk merebut hati partai politik sebagai syarat untuk mendapatkan tiket pada Pilpres 2024. 

Ini sangat penting harus dituntaskan oleh Anies, sebab dia bukanlah kader dari partai politik manapun. Jika ini tidak lulus dia jalankan maka mimpinya untuk maju Pilpres mustahil akan terwujud.

Namun, jika melihat dinamika politik akhir-akhir ada dua partai politik yang terlihat menunjukkan gelagatnya meminang Anies sebagai bakal calon presiden, yakni Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).   Tapi ini juga masih kurang,  sebab suara PKS dan NasDem belum memenuhi syarat untuk  presidential threshold. 

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU)  suara Partai NasDem pada Pileg 2019 sebanyak 9,05 %, dan PKS sebanyak 8,21 %. Maka masih butuh satu partai politik untuk memuluskan langkah Anies bertarung pada Pilpres 2024. Dan kemungkinan bisa ditarik untuk mengusung Anies adalah Partai Amanat Nasional (PAN).

Tidak hanya soal partai politik, ujian Anies menuju Pilpres 2024 mendapatkan tantangan yang berat, serangan pribadi dan jabatan yang kini dia emban sudah  mulai gencar dilancarkan oleh lawan politiknya.  Misalnya interpelasi banjir di DPRD, isu Formula E, serangan agresivitas verbal dengan label pembohong yang disampaikan politisi PSI, Giring Ganesha, hingga isu hukum seputar pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur, pada 2019.

Kemungkinan besar serangan-serangan sejenisnya terus dilancarkan hingga masa akhir jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2022. Jika dia kembali maju pada Pilgub serangan akan semakin kuat untuk memutuskan jalan Anies.  

Seandainya Anies gagal atau tidak maju kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta tugas Anies untuk menjaga elektabilitasnya akan semakin berat. Sebab, dia tidak lagi memiliki panggung  yang gemerlap.  Tidak menjabatnya Anies maka akan sulit baginya untuk tetap mendapatkan perhatian positif dari masyarakat Indonesia.

Maka sesungguhnya tugas relawan yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden memiliki tugas berat. Yakni memenangkan kembali Anies pada Pilgub DKI Jakarta pada 2022. Dan jika Anies tidak memiliki jabatan publik maka bagaimana para relawan bekerja agar Anies tetap mendapatkan perhatian positif khalayak, sehingga elektabilitasnya tetap terjaga dan bisa terus meningkat.

Halaman :
Tags
SHARE