SHARE

Ketua KPK, Firli Bahuri membuka Rakernas I JMSI

Kejutan untuk Firli Bahuri 

Rakernas digelar di hari Kamis (11/11) dan dibuka oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang menyampaikan paparan mengenai pendidikan, pencegahan, dan pemberantasan korupsi di tanah air. 

Firli Bahuri di hadapan peserta Rakernas menyampaikan keyakinan betapa nilai-nilai yang baik bila terus disemai di tengah masyarakat tanpa kenal lelah akan menumbuhkan karakter yang baik pula. Pada gilirannya, karakter itu akan berkembang menjadi budaya, dan budaya akan menjelma menjadi peradaban. 

“Ingat hal ini, value, character, culture, and civilization,” ujarnya sambil menambahkan peran serta media digital dalam mencegah dan memerangi korupsi sangat dibutuhkan. 

Dia juga mengajak peserta Rakernas untuk sedari dini memikirkan kontribusi apa yang ingin dilakukan JMSI dan akan seperti apa JMSI di masa depan.

Sebelum menyampaikan paparannya, Firli Bahuri mendapat kejutan dari peserta Rakernas I JMSI yang menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk dirinya yang berulang tahun di tanggal 8 November. 

Airmata Firli tampak berkaca-kaca terharu menerima kejutan sederhana itu.  

Dialog Agraria dan Mafia Tanah

Selain itu, peserta Rakernas I juga mengikuti dialog nasional yang menghadirkan Dirjen Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Dr. Andi Tenrisau. 

Andi Tenrisau yang mewakili Menteri ATR Sofyan Djalil menyampaikan kebijakan pertanahan nasional dan problematika agraria di lapangan, antara lain mafia tanah yang kerap mewarnai pemberitaan media massa. 

“Mafia tanah adalah dua orang atau lebih atau kelompok orang dan/atau badan hukum yang melakukan permufakatan untuk berbuat kejahatan yang dapat menimbulkan kasus pertanahan sehingga merugikan pihak lain,” ujarnya.

Tokoh lain yang memberikan pemaparan di arena Rakernas I JMSI adalah Ketua Dewan Pembina JMSI Gita Wirjawan. Pemilik kanal Youtube “EndGame” itu menyoroti kaitan antara diseminasi informasi yang menggunakan algoritma dengan kualitas demokrasi yang rendah dan lemahnya kompetensi sumber daya manusia. 

Sebelum dialog nasional dilakukan JMSI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jogjakarta dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam rangka Uji Kopetensi Wartawan (UKW).  

Halaman :